Bagi kebanyakan senyawa, semua molekul
mempunyai struktur yang sama, apakah struktur tersebut dapat memuaskan atau
tidak dinyatakan dengan struktur Lewis. Tetapi ada juga senyawa lain yang ada
dalam satu campuran dari dua atau lebih senyawa yang secara struktural berbeda,
dan campuran berada dalam kesetimbangan yang cepat. Jika fenomena ini (disebut
tautomeri) ada maka ada pergeseran bolak-balik yang cepat antara
molekul-molekul yang kesetimbangan tersebut. Di dalam peristiwa ini ada proton
yang berpindah dari satu atom dalam satu molekul ke atom yang lain menjadi
molekul lain.
Tautomer adalah senyawa-senyawa
organik yang dapat melakukan reaksi antarubahan yang disebut tautomerisasi. Seperti yang umumnya
dijumpai, reaksi ini dihasilkan oleh perpindahan atom hidrogen atau proton yang
diikuti dengan pergantian ikatan tunggal dengan ikatan ganda di sebelahnya.
Dalam larutan di mana tautomerisasi dapat terjadi, kesetimbangan kimia tautomer
dapat dicapat. Rasio tautomer ini tergantung pada beberapa faktor, meliputi temperatur,
pelarut, dan pH. Konsep tatomer yang dapat melakukan antar ubahan dengan
tautomerisasi disebut tautomerisme.
TAUTOMERI
KURKUMIN
Struktur dua dimensi kurkumin
disajikan pada gambar 1,
sedangkan jenis substituen, dan
entalpi pembentukan (∆Hf) serta selisih antara ∆Hf bentuk enol dengan ∆Hf bentuk
diketo
(δ∆Hf)
dari kurkumin
dan turunannya. Selisih
antara ∆Hf bentuk enol dengan ∆Hf bentuk diketo (δ∆Hf) hasil perhitungan
menunjukkan bahwa kurkumin, 4-
metilkurkumin dan turunan 4-fenilkurkumin (dalam
hal ini
4-fenilkurkumin, 4-(o-
metoksi-fenil)kurkumin, dan 4-(p-
metoksifenil)kurkumin)) lebih
stabil dalam bentuk tautomer enol, sedangkan 4-
etilkurkumin, 4-n-propilkurkumin, 4- isopropil-kurkumin, 4-n-butilkurkumin, dan
4-benzilkurkumin lebih stabil berada dalam bentuk tautomer diketo.
Kurkumin cenderung berada dalam bentuk tautomer enol akibat kecenderungannya untuk
mempertahankan ikatan
hidrogen intramolekuler antara proton enolik dengan atom O pada gugus
keton, Hal ini menunjukkan bahwa ∆Hf tautomer enol
kurkumin lebih rendah dibandingkan
∆Hf tautomer keto
kurkumin. Stabilitas tautomer enol dari kurkumin semakin jelas
dengan melihat δ∆Hf kurkumin yang bernilai
negatif, yang berarti kurkumin lebih
stabil sebagai tautomer enol
dibandingkan sebagai
tautomer keto. Hal ini semakin jelas dengan melihat δ∆Hf kurkumin yang bernilai negatif,
yang menunjukkan
bahwa 4-metilkurkumin,
seperti halnya
kurkumin, lebih stabil dalam bentuk tautomer enol dibandingkan dalam bentuk tautomer keto.4-Isopropilkurkumin
dilaporkan cenderung berada
sebagai
tautomer keto dibanding
sebagai tautomer enolnya.
Spektrum
1H-NMR 4-isopropilkurkumin hasil eksperimen
menunjukkan adanya 1
atom H metilen aktif
pada
δ 3,85
ppm (CDCl3), namun tidak pada δ 13-15 ppm (CDCl3) yang menunjukkan proton pada –OH enolik. Hasil ini sesuai dengan hasil
perhitungan yang
dilakukan
pada penelitian
ini
yang menunjukkan bahwa δ∆Hf 4-isopropilkurkumin memiliki
nilai positif, yaitu
2,123, yang relatif besar dibandingkan δ∆Hf senyawa yang lain
(Istyastono, dkk. 2013).
TAUTOMERI
KETO-ENOL
Bentuk tautomeri yang paling umum adalah tautomeri antara senyawa
karbonil yang mengandung hidrogen-a dengan bentuk enolnya.
Di dalam hal yang sederhana (R” = H, alkil, OR, dst),
kesetimbangan terletak di sebelah kiri. Alasan untuk itu dapat diuji melalui
energi ikat. Bentuk keto berbeda dari bentuk enol dalam hal pemilikan ikatan
C-H, C-C, dan C=O, di mana enol mempunyai ikatan C=C, C-O, dan O-H. Jumlah
energi ikat untuk deret tiga ikatan yang pertama di atas adalah 360 kkal/mol
dan untuk deret yang kedua adalah 345 kkal/mol. Bentuk keto lebih stabil
sekitar 15 kkal/mol. Jika R mengandung ikatan rangkap yang dapat berkonjugasi
dengan ikatan rangkap enol, jumlah enol menjadi besar dan bahkan bisa menjadi
dominan. Ester mempunyai enol yang lebih banyak daripada keton. Di dalam molekul
seperti asetoasetat, enol juga distabilkan oleh ikatan hidrogen internal, yang mana
ikatan ini tidak tersedia dalam bentuk keto:
JENIS-JENIS TAUTOMERISME
Tautomerisme
prototropik merujuk pada relokasi sebuah proton, seperti pada contoh di
atas, dan dapat dianggap sebagai subbagian dari perilaku asam-basa. Tautomer
prototropik adalah sekelompok keadaan protonasi isomerik dengan rumus empiris
dan muatan total yang sama.
Tautomerisme
annular adalah sejenis tautomerisme prototropik di mana sebuah proton dapat
menduduki dua atau lebih posisi dalam sebuah sistem heterosiklik. Sebagai
contoh, 1H- dan 3H- imidazola; 1H-, 2H-, dan 4H- 1,2,4-triazola; 1H- dan 2-H isoindola.
Tautomerisme
rantai-cincin terjadi ketika perpindahan proton diikuti oleh perubahan
struktur terbuka menjadi cincin, seperti pada bentuk aldehida dan piran glukosa
Tautomerisme
valensi adalah sejenis tautomerisme prototropik yang melibatkan proses
reorganisasi ikatan elektron yang cepat. Contoh dari jenis tautomerisme ini
dapat ditemukan pada bulvalena. Contoh lainnya adalah bentuk terbuka dan
tertutup dari azida - tetrazola. Tautomerisme valensi memerlukan perubahan
geometri molekul dan hal ini berbeda dengan struktur resonansi ataupun mesomer.
Reference :
https://id.wikipedia.org/wiki/Tautomer
Istyastono E.P.,
Supardjan A.M., dan Harno D.P.,
2003, ‘’Tautomeri Keto-Enol Kurkumin dan
Beberapa Turunan Kurkumin Tersubtitusi pada C-4 : Suatu
Kajian Teoritis Berdasarkan
Pendekatan
Kimia Komputasi’’, Majalah Farmasi Indonesia, 14(3) 107-113
Firdaus. 2009. Modul Kimia Organik Fisis I. Makassar: Unhas Press.
Terima kasih atas penjelasannya sangat membantu memahami materi ini
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
HapusTerima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali.
BalasHapusterimakasih materiinya lengkap dan jelas. ditunggu postingan selanjutnya
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
HapusTerima kasih pemaparannya... ckp menambah referensi
BalasHapusterimaksih atas materinya menarik sekali dan sangat membantu sebagai referensi..
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
HapusMakasih infonya, Aji.
BalasHapusLanjutkan!
terimakasih atas komentarnya
HapusTrimakasih atas pemaparan materinya sangat menarik dan berguna
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
HapusTerima kasih materinya sangat membantu memahami materi :)
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
Hapusterimakasih atas materinya
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
Hapusterimakasih atas materinya sangat membantu
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
HapusTerima kasih atas materinya sangat bermanfaat
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
HapusMaterinya sangat bermanfaat sebagai referensi untuk lebih memahami materi ini. Terimakasih.
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
Hapusterima kasih materinya
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
HapusSaya masih bingung mengapa terjadi tautomeri? apa yang menyebabkannya?
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
Hapus