KIMIA
ORGANIK FISIK
DEFINISI
Kimia Organik fisik merupakan ilmu yang mengkaji aspek fisik dari suatu
senyawa organik. Dengan mengetahui secara baik aspek fisik suatu molekul
organik maka dapat dirancang suatu sintesa molekul target tertentu dengan
pendekatan diskoneksi terutama mensintesis suatu senyawa yang bermanfaat khususnya
untuk obat-obatan yang secara alami kadarnya sangat rendah dalam makhluk hidup.
Dalam perancangan suatu sintetik mutlak memahami reaktivitas starting material,
jenis dan mekanisme reaksinya serta kemungkinan reksi samping yang terjadi dan
bagaimana agar suatu reaksi bersifat kemoselektif.
Secara umum ada banyak sub-bab
yang berkaitan dengan kimia organik fisik, namun pada kesempatan kali ini kita
kan membahas 10 materi yang berkaitan dengan kimia organik fisik. Penjelasan
tersebut akan di bahas sebagai berikut :
Aromatis
Di dalam bidang kimia organik, struktur dari
beberapa rangkaian atom berbentuk cincin kadang-kadang memiliki stabilitas
lebih besar dari yang diduga. Aromatisitas adalah sebuah sifat kimia di
mana sebuah cincin terkonjugasi yang ikatannya terdiri dari ikatan tidak jenuh,
pasangan tunggal, atau orbit kosong menunjukan stabilitas yang lebih kuat
dibandingkan stabilitas sebuah sistem yang hanya terdiri dari konjugasi.
Aromatisitas juga bisa dianggap sebagai manifestasi dari delokalisasi siklik
dan resonansi.
Hal ini biasanya
dianggap terjadi karena elektron-elektron bisa berputar di dalam bentuk susunan
lingkaran atom-atom, yang bergantian antara ikatan kovalen tunggal dan ganda.
Ikatan-ikatan ini bisa dipandang sebagai ikatan hibrida (campuran) antara
ikatan tunggal dan ikatan ganda, setiap ikatan-ikatan ini adalah sama (identis)
dengan ikatan yang lainnya. Model cincin aromatis yang umum dipakai, yaitu
sebuah cincin benzena (cyclohexatriena) adalah terbentuk dari cincin beranggota
enam karbon yang bergantian, pertama kali dikembangkan oleh Kekulé. Model
benzena ini terdiri dari dua bentuk resonansi, yang menggambarkan ikatan
covalen tunggal dan ganda yang bergantian posisi. Benzena adalah sebuah molekul
yang lebih stabil dibandingkan yang diduga tanpa memperhitungkan delokalisasi
muatan.
Gaya Van Der Waals
Gaya van der waals merupakan gaya tarik di
antara atom atau molekul, gaya ini jauh lebih lemah dibandingkan gaya yang
timbul karena ikatan valensi dan besarnya ialah 10-7 kali jarak
antara atom-atom atau molekul-molekul. Gaya ini menyebabkan sifat tak ideal
pada gas dan menimbulkan energi kisi pada kristal molekular. Gaya ini disebut
gaya van der waals dan sangat lemah dibandingkan ikatan ion dan kovalen.Dalam
molekul Cl2 terdapat ikatn kovalen dengan energi ikatan 240
kj/mol,dan antara molekul Cl2 terdapat gaya van der waals
sebesar 21 kj/mol.
Gaya van der waals dapat terjadi antara
partikel yang sama atau berbeda .sama halnya dengan gaya kohesi (gaya antara
partikel – partikel zat yang sama ) yang di pelajari disekolah lanjutan.gaya
ini terjadi karena adanya sifat kepolaran partikel tersebut.makin kecil
kepolaran makin kecil pila gaya van der waals-nya.
Dalam bentuk gas (seperti N2, O2, CL2) dan hampir semua zat organic berupa
molekul-molekul tunggal dengan ikatan kovalen. Gaya tarik antara
molekul-molekul ino sangat lemah. Hal ini terbukti dari kenyataan bahwa gas-gas
nyata tidak mengikuti hokum gas ideal :
PV = nRT
Dimana :
P = Tekanan Gas
V = Volume gas
T = Temperatur (K)
a dan b = tetapan
R = Tetapan Gas Umum
Gaya antar molekul ini disebut gaya Van Der Waals. Dengan adanya gaya-gaya
ini memberikan koreksi pada persamaan ideal untuk gaya sejati.
Dalam keadaan cair dan keadaan
padat, gaya-gaya ini lebih besar. Seperti telah dijelaskan, zat-zat di atas
membentuk Kristal molekuler. Satuan-satuan dalam Kristal molekuler seperti
chlor, benzene, dsb. Untuk atom atau molekul-molekul kecil, struktur kristalnya
biasanya tersusun rapat (close packed) karena gaya Van Der Waals tidak
mempunyai arah dalam ruang. Struktur ini terdapat pada gas-gas mulia, Halogen,
H2, N2, 02, CO2, HCl, HBr, CH4,
C2H6, NH3, PH3, dan H2S.
Aturan Hückel
Dalam kimia
organik, Aturan Hückel menentukan molekul cincin planar yang memiliki
sifat aromatik. Aturan ini dikemukakan oleh ahli kimia Jerman Erich Hückel pada tahun 1931.
Suatu molekul cincin planar memenuhi aturan Hückel, jika memiliki
elektron-π sebanyak 4n+2, dengan n adalah bilangan bulat.
Dari data hidrogenasi alkena senyawa aromatik lebih stabil daripada yang
diperkirakan, stabilitas "ekstra" ini disebabkan oleh awan elektron
yang terdelokalisasi, yang disebut energi resonansi. Kriteria untuk senyawa
aromatik sederhana:
- Memenuhi aturan Hückel, memiliki elektron-π sebanyak 4n+2 dalam awan orbital-p yang terdelokalisasi.
- Berbentuk planar dan siklik.
- Setiap atom dalam cincin harus dapat berpartisipasi dalam delokalisasi elektron dengan memiliki orbital-p atau pasangan elektron bebas.
Fungsi keasaman Hammet
Fungsi keasaman Hammet adalah sebuah
pengukuran keasaman yang digunakan untuk larutan asam kuat yang sangat pekat,
meliputi superasam. Dalam larutan seperti itu, pendekatan yang sederhana
seperti persamaan Henderson-Hasselbalch tidak lagi berlaku oleh karena variasi koefisien keaktifan di larutan yang
sangat pekat. Fungsi keasaman Hammet digunakan di bidang-bidang seperti kimia organik
fisik dalam kajian
reaksi yang dikatalisasi oleh asam karena beberapa reaksi ini menggunakan asam
yang sangat pekat, atau bahkan asam murni.[1]
dengan a
adalah keaktifan, dan γ adalah koefisien keaktifan basa B dan konjugat
asamnya BH+.
H0 dapat dihitung menggunakan persamaan yang mirip dengan persamaan
Henderson-Hasselbalch:
dengan pKBH+ adalah
−log(K) untuk disosiasi BH+. Dengan menggunakan basa yang memiliki
nilai pKBH+ yang sangat negatif, skala H0
dapat diperluas sampai dengan nilai yang negatif. Hammett pertama kali
menggunakan sederet anilina dengan gugus penarik-elektron sebagai basa.
Pada skala ini,
asam sulfat murni (18.4 M) mempunyai nilai H0 −12, dan asam pirosulfat mempunyai
nilai H0 ~ −15. Perlu diperhatikan bahwa fungsi keasaman
Hammet menghindari air dalam persamaannya. Ia merupakan perampatan (generalization)
skala pH. Dalam larutan yang encer, nilai pH hampir sama dengan nilai H0.
Dengan menggunakan pengukuran kuantitatif keasaman yang tidak bergantung pada
pelarut, implikasi dari efek perataan bisa
dihilangkan, sehingga adalah mungkin untuk secara langsung membandingkan
keasaman senyawa-senyawa yang berbeda. Dengan menggunakan pKa,
HF lebih lemah daripada HCl dalam air, namun ia akan menjadi lebih kuar dari
HCl dalam asam asetat glasial; namun HF murni "lebih kuat" dari HCl
karena H0 dari HF murni lebih tinggi dari HCl murni.
Isomersime Konformasi
Dalam
kimia, isomersime
konformasi adalah sebuah bentuk stereoisomerisme dari molekul-molekul dengan rumus struktural yang sama namun konformasi yang berbeda oleh karena rotasi atom pada ikatan kimia. Konformer yang berbeda dapat saling berubah dengan
melakukan rotasi pada ikatan tunggal tanpa memutuskan ikatan kimia. Keberadaan lebih dari satu konformasi, biasanya
dengan energi yang berbeda, dikarenakan oleh rotasi hibridisasi orbital sp3
atom karbon yang terhalang. Isomerisme konformasi hanya terjadi pada ikatan
tunggal karena ikatan rangkap dua dan rangkap tiga mempunyai ikatan pi yang menghalangi rotasi ikatan. Perbandingan
stabilitas konformer-konformer yang berbeda biasanya dijelaskan dengan
perbedaan dari kombinasi tolakan sterik dan efek elektronik. Contoh yang sederhana terlihat pada molekul butana yang dilihat dengan menggunakan proyeksi Newman seperti pada gambar di atas. Rotamer adalah konformer yang berbeda hanya pada rotasi ikatan
tunggal.[1]. Sawar rotasinya
adalah energi aktivasi
yang diperlukan untuk berubah dari satu konformer ke konformer lainnya.
Terdapat dua bentuk isomerisme konformasi yang
penting:
- Konformasi alkana linear, dengan konformer anti, tindih, dan gauche
- Konformasi sikloheksana, dengan konformer kursi dan perahu.
Contoh lain dari
isomerisme konformasi adalah pelipatan molekul, di mana beberapa bentuk pelipatan stabil dan
fungsional, namun yang lainnya tidak. Isomerisme konformasi juga terlihat pada atropisomer
DAFTAR PUSTAKA
Syukri
S,1999,KIMIA DASAR JILID 1,Bandung :ITB,hal.240- 243
Sukardjo.1985.Ikatan Kimia.Yogyakarta : Rineka
Cipta
Sugiyarto, Kristian dan Retno.2010.Kimia
Anorganik Logam.Medan : Universitas Negeri
Medan
Syukri S.1999.Kimia Dasar Jilid I.Bandung : ITB
http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_van_der_Waals
Untuk keasaaman hammet tadi menentukan keasaman yang sngat super..
BalasHapusKalau dalam laboratorium bisa di gunakan persmaannya? Contohnya superasam apa? Terimakasih
dalam laboratorium persamaan tersebut dapat digunakan tergantung pada judul praktikum nya, contoh asam kuat seperti HCL, H2SO4, dll
HapusTerimakasih atas informasi yg diberikan.. sangat membantu saya dalam pembelajaran...
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
HapusTerima kasih atas pemaparannya, saya ingin bertanya. apakah regangan ruang itu merupakan salah satu dari isomer konformasi? Mohon penjelasannya. Terima kasih
BalasHapusregangan adalah kondisi dimana senyawa mengalami pemanjangan atau pemendekan ikatan karena adanya pengaruh, sedangkan isomer adalah adalah bentuk lain dari senyawa
HapusWah, membantu sekali. Terima kasih.
BalasHapusTapi beberapa gambar tidak muncul, mohon diperbaiki agar pemahaman pembaca lebih baik.
terimakasih atas komentarnya, kedepan akan menjadi perbaikan
HapusTrimakasih atas pemaparannya saudara aji, semoga bermanfaat
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
HapusTerimakasih untuk informasinya yang sangt membantu dan bermanfaat.
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
HapusTerimakasih, materinya sangat bermanfaat:)
BalasHapusterimakasih atas komentarnya
Hapusterimakasih atas penjelasannya,
BalasHapusbagaimanakan syarat suatu gugus pelindung dapat digunakan dalam melakukan sintesis ? terimakasih